Laporan Hasil Kunjungan
Di Susun Oleh :
Angga Andika Putra (04)
Miftahul Rizki Al Fajri (18)
Muhammad Stalastul Mustofa (22)
Pameran merupakan suatu kegiatan yang sangat
penting dalam bidang seni rupa, karena kegiatan pameran baik sekali kegunaannya
baik bagi siswa, seniman, pengamat seni rupa, maupun bagi perkembangan seni
rupa pada umumnya. Melalui pameran, seorang siswa bisa memperkenalkan
karya-karyanya kepada masyarakat baik dilingkungan pendidikan atau institusi
sekolah ataupun masyarakat umum untuk dilihat, dinilai, dikagumi, atau
dikritik.
1.Pengertian
Pameran Seni Rupa
pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya
seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga
dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.
2.Tujuan
Dan Manfaat Pameran
Setiap pekerjaan yang kita lakukan tentunya memiliki
tujuan dan manfaat yang diharapkan. Cahyono (2002: 9.4) menjelaskan tujuan
penyelenggaraan pameran di antaranya: tujuan sosial, tujuan komersial, dan
tujuan kemanusian.
Tujuan sosial berarti bahwa kegiatan pameran baik
skala luas (di masyarakat) maupun skala terbatas (di sekolah). Karya seni yang
dipamerkan dipergunakan untuk kepentingan sosial. Tujuan komersial pameran
berkaitan dengan kegiatan untuk menghasilkan profit atau keuntungan terutama
bagi seniman dan penyelenggara penyelenggara pameran. Sedangkan tujuan
kemanusiaan kegiatan pameran adalah untuk kepentingan pelestarian, pembinaan
nilai-nilai, dan pengembangan hasil karya seni budaya yang dimiliki oleh
masyarakat.
Sejalan dengan definisi dan tujuan di
atas, maka penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki nilai manfaat bagi
sekolah, guru dan siswa. Secara khusus, manfaat pameran bagi siswa ditegaskan
Rasjoyo (Cahyono, 1994) bahwa: Penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki
manfaat, di antaranya: (1) menumbuhkan dan menambah kemampuan siswa dalam
memberi apresiasi terhadap karya orang lain; (2) menambah wawasan dan kemampuan
dalam memberikan evaluasi karya secara lebih objektif; (3) melatih kerja
kelompok (bekerjasama dengan orang lain); (4) mempertebal pengalaman sosial;
(5) melatih siswa untuk bertanggungjawab dan bersikap mandiri; (6) melatih
siswa untuk membuat suatu perencanaan kerja melaksanakan apa yang telah
direncanakan, (membangkitkan motivasi dalam berkarya seni; dan (8) sebagai
sarana untuk penyegaran bagi siswa dari kejenuhan belajar di kelas, dan
sebagainya.
3.Fungsi
Pameran
Kegiatan pameran memiliki fungsi utama sebagai alat
komunikasi antara pencipta seni (seniman) dengan pengamat seni (apresiator).
Hal ini sejalan dengan pandangan Wartono (1984: 69) bahwa fungsi utama dari
pameran seni rupa pada hakekatnya adalah untuk membangkitkan apresiasi seni
pada masyarakat, di samping sebagai media komunikasi antara seniman dengan
penonton.
Kegiatan pameran merupakan wahana untuk
menumbuhkembangkan apresiasi masyarakat tehadap seni. Bentuk apresiasi terdiri
dari apresiasi kreatif dan apresasi afektif. Selanjutnya, Cahyono (2002:
9.6) membedakan fungsi pameran menjadi empat kategori, yaitu fungsi apresiasi,
fungsi edukasi, fungsi rekreasi, dan fungsi prestasi.
1.
Fungsi
apresiasi diartikan sebagai kegiatan untuk menilai dan menghargai karya seni.
Melalui kegiatan pameran ini diharapkan dapat menimbulkan sikap menghargai
terhadap karya seni. Suatu penghargaan akan timbul setelah pengamat
(apresiator) melihat, menghayati, memahami karya seni yang disaksikannya.
Melalui kegiatan ini pula akan muncul apresiasi aktif dan apresiasi pasif.
Apresiasi aktif, biasanya seniman, seteleh menonton pameran biasanya
termotivasi/terdorong untuk mencipa karya seni sedangkan apresiasi pasif
biasanya terjadi pada orang awam, setelah menyaksikan pameran biasanya bisa
menghayati, memahami dan menilai serta menghargai karya seni.
2.
Fungsi
edukasi, kegiatan pameran karya seni akan memberikan nilai-nilai ajaran
terhadap masyarakat terutama apresiator, misalnya nilai keindahan, nilai
sejarah, nilai budaya, dan sebagainya. Begitu pula halnya dengan pameran
sekolah, maka tentunya karya yang dipamerkan harus memiliki nilai-nilai yang
positif terhadap siswa dan warga sekolah.
3.
Fungsi
rekreasi, kegiatan pameran memberikan rasa senang sehingga dapat memberikan
nilai psikis dan spiritual terutama hiburan. Dengan menyaksikan pameran,
apresiator menjadi senang, tenang dan memberikan pencerahan. Lebih jauh lagi
kegiatan menonton pameran terkait dengan salah satu fungsi seni sebagai
katarsis (pengobat jiwa).
4.
Fungsi
prestasi dimaksudkan bahwa melalui kegiatan pameran dapat diketahui para
seniman yang berbakat, Hal ini bisa kita saksikan dari bentuk-bentuk kreasi
yang ditampilkan. Apresiator bisa memberi penilaian apakah seniman yang
menciptakan karya ini kreatif atau kurang kreatif.
4.Jenis-Jenis
Pameran
Pameran yang diselenggarakan di galeri nasional indonesia
oleh kontraktor pameranumumnya menampilkan karya
seni rupa modern dan kontemporer (lukisan, patung, grafis, kriya, desain,
photografi, arsitektur, dll) dari indonesia dan mancanegara.
Pelaksanaan pameran meliputi:
pameran tetap
pameran yang menyajikan karya-karya koleksi galeri nasional indonesia secara periodik yang ditata berdasarkan konsep kuratorial dan diselenggarakan oleh galeri nasional indonesia.Waktu penyelenggraan pameran tetap berlangsung minimal 1 kali dalam satu tahun
Pameran temporer
pameran tunggal atau pameran bersama yang menyajikan karya-karya seni rupa dalam jangka waktu tertentu yang diselenggarakan oleh galeri nasional indonesia atau kerjasama dengan pihak lain.
Waktu penyelenggaraan pameran temporer berlangsung minimal selama 10 hari, maksimal berlangsung selama 30 hari.
Pameran keliling
pameran yang menyajikan karya-karya koleksi galeri nasional indonesia maupun karya di luar koleksi galeri nasional indonesia ke berbagai daerah di indonesia dan atau di luar negeri yang diselenggarakan oleh galeri nasional indonesia atau kerjasama dengan pihak lain.Waktu penyelenggaraan interior pameran dan design pameran minimal berlangsung selama 10 hari.
pola pameran temporer meliputi :
pameran tunggal / pameran bersama
materi interior pameran dan design pameran yang dipamerkan pada pameran bersama merupakan karya-karya lebih dari satu seniman. Biaya pameran ditanggung oleh seniman yang bersangkutan.
Peminjaman gedung dilakukan dengan cara mengajukan permohonan disertai porposal kepada galeri nasional indonesia, selanjutnya permohonan tersebut akan dipertimbangkan oleh tim kurator. Fasilitas pokok yang disediakan gedung pameran berupa panel, lampu, bantuan teknis tata pameran dan fasilitas keamanan.
Penyelenggaraan pameran dapat dilangsungkan antara 1 minggu sampai 3 minggu. Selama satu tahun pameran yang diselenggarakan di gedung ini dapat mencapai 15 pameran.
Pameran kerja sama
pola design pameran ini dilaksanakan berdasarkan kerjasama antara galeri nasional indonesia, dengan pihak lain. Pihak lain tersebut dapat merupakan lembaga/organisasi kebudayaan/kesenian, museum, galeri, dan pusat-pusat kebudayaan negara sahabat.
Biaya penyelenggaraan ditanggung bersama. Pameran kerja sama ini dapat dilaksanakan selama 10 kali dalam 1 tahun, tiap-tiap pameran dapat dilaksanakan antara 2 minggu sampai 1 bulan.
Pameran khusus
design pameran khusus adalah pameran yang biaya penyelenggaraannya sepenuhnya ditanggung oleh galeri nasional indonesia. Materi yang dipamerkan dapat merupakan koleksi galeri nasional indonesia atau milik seniman atau kolektor lainnya.Penyelenggaraan pameran khusus mencapai 2 atau 3 kali dalam setahun.
Pelaksanaan pameran meliputi:
pameran tetap
pameran yang menyajikan karya-karya koleksi galeri nasional indonesia secara periodik yang ditata berdasarkan konsep kuratorial dan diselenggarakan oleh galeri nasional indonesia.Waktu penyelenggraan pameran tetap berlangsung minimal 1 kali dalam satu tahun
Pameran temporer
pameran tunggal atau pameran bersama yang menyajikan karya-karya seni rupa dalam jangka waktu tertentu yang diselenggarakan oleh galeri nasional indonesia atau kerjasama dengan pihak lain.
Waktu penyelenggaraan pameran temporer berlangsung minimal selama 10 hari, maksimal berlangsung selama 30 hari.
Pameran keliling
pameran yang menyajikan karya-karya koleksi galeri nasional indonesia maupun karya di luar koleksi galeri nasional indonesia ke berbagai daerah di indonesia dan atau di luar negeri yang diselenggarakan oleh galeri nasional indonesia atau kerjasama dengan pihak lain.Waktu penyelenggaraan interior pameran dan design pameran minimal berlangsung selama 10 hari.
pola pameran temporer meliputi :
pameran tunggal / pameran bersama
materi interior pameran dan design pameran yang dipamerkan pada pameran bersama merupakan karya-karya lebih dari satu seniman. Biaya pameran ditanggung oleh seniman yang bersangkutan.
Peminjaman gedung dilakukan dengan cara mengajukan permohonan disertai porposal kepada galeri nasional indonesia, selanjutnya permohonan tersebut akan dipertimbangkan oleh tim kurator. Fasilitas pokok yang disediakan gedung pameran berupa panel, lampu, bantuan teknis tata pameran dan fasilitas keamanan.
Penyelenggaraan pameran dapat dilangsungkan antara 1 minggu sampai 3 minggu. Selama satu tahun pameran yang diselenggarakan di gedung ini dapat mencapai 15 pameran.
Pameran kerja sama
pola design pameran ini dilaksanakan berdasarkan kerjasama antara galeri nasional indonesia, dengan pihak lain. Pihak lain tersebut dapat merupakan lembaga/organisasi kebudayaan/kesenian, museum, galeri, dan pusat-pusat kebudayaan negara sahabat.
Biaya penyelenggaraan ditanggung bersama. Pameran kerja sama ini dapat dilaksanakan selama 10 kali dalam 1 tahun, tiap-tiap pameran dapat dilaksanakan antara 2 minggu sampai 1 bulan.
Pameran khusus
design pameran khusus adalah pameran yang biaya penyelenggaraannya sepenuhnya ditanggung oleh galeri nasional indonesia. Materi yang dipamerkan dapat merupakan koleksi galeri nasional indonesia atau milik seniman atau kolektor lainnya.Penyelenggaraan pameran khusus mencapai 2 atau 3 kali dalam setahun.
5.Merencanakan
Pameran
1. Menentukan Tujuan Pameran
Langkah awal yang harus diperhatikan dalam menyusun program pameran adalah menetapkan terlebih dahulu tujuan pameran tersebut. Penyelenggaraan pameran dapat saja bertujuan untuk menggalang dana yang bersifat komersial, sosial atau kemanusiaan. Cobalah diskusikan dengan teman-teman kalian tujuan penyelenggaraan yang paling tepat untuk kegiatan pameran dalam pekan seni akhir semester atau tahun ajaran yang akan datang.
2. Menentukan Tema Pameran
Langkah awal yang harus diperhatikan dalam menyusun program pameran adalah menetapkan terlebih dahulu tujuan pameran tersebut. Penyelenggaraan pameran dapat saja bertujuan untuk menggalang dana yang bersifat komersial, sosial atau kemanusiaan. Cobalah diskusikan dengan teman-teman kalian tujuan penyelenggaraan yang paling tepat untuk kegiatan pameran dalam pekan seni akhir semester atau tahun ajaran yang akan datang.
2. Menentukan Tema Pameran
Tema pameran kita
tentukan setelah tujuan pameran dirumuskan. Penentuan tema berfungsi untuk
memperjelas tujuan yang akan dicapai, dengan adanya tema dapat memperjelas misi
pameran yang akan dilaksanakan. Setelah rumusan tujuan dan tema telah kita
tetapkan, langkah berikutnya adalah menyusun kepanitiaan pameran.
3. Menyusun Kepanitiaan Kegiatan Pameran
Untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan pameran agar berjalan dengan lancar perlu dibuat kepanitiaan dalam sebuah organisasi kepanitiaan pameran. Penyusunan struktur organisasi kepanitiaan pameran disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi, dan kondisi. Umumnya struktur kepanitiaan sebuah pameran terdiri dari panitian inti dan dibantu dengan seksi-seksi. Penyelenggaraan pameran seni rupa akan berjalan lancar bila ada pembagian tugas kepanitian yang jelas. Hal ini dilakukan agar masing-masing orang yang terlibat dalam kepanitiaan pameran memiliki rasa tanggung jawab dan kebersamaan. Secara singkat, berikut ini pembagian tugas kepanitiaan dalam pameran seni rupa.
a. Ketua
Ketua panitia adalah pimpinan penyelenggaraan pameran yang bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan pameran. Ketua diharapkan dapat mencari jalan keluar untuk menyelesaikan berbagai masalah yang timbul sejak perencanaan hingga pelaksanaan pameran. Seorang ketua seyogianya memiliki sikap kepemimpinan yang tegas dan jujur yang disertai sifat sabar dan bijaksana penuh rasa tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang telah menjadi garapannya. Dalam menjalankan tugasnya, seorang ketua harus mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan semua pihak, yang mendukung kegiatan pameran.
b. Wakil Ketua
Secara umum tugas sebagai wakil ketua adalah pendamping ketua, bertanggung jawab atas kepengurusan berbagai hal dan memperlancar kegiatan seksi-seksi, juga mengganti ketua atau melaksanakan tugas ketua, apabila ketua berhalangan. Seorang wakil ketua harus memiliki sikap tegas, jujur, sabar, serta memiliki rasa tanggung jawab atas pekerjaan.
c. Sekretaris
Tugas pokok sekretaris dalam suatu kegiatan pameran atau suatu organisasi diantaranya adalah menulis seluruh kegiatan panitia selama penyelenggaraan pameran. Pembuatan surat-surat pemberitahuan kepada kepala sekolah, orang tua, kepada dinas terkait, apabila pergelaran tersebut akan dilangsungkan di sekolah. Sedangkan apabila pameran tersebut akan diselenggarakan di luar sekolah, perlu ada surat izin dan dan pemberitahuan kepada instansi pemerintah yang berwewenang.
Tugas sekretaris lainnya adalah mengarsipkan surat-surat penting tersebut dan menyusunnya sesuai tanggal, waktu pengeluaran surat-surat tersebut secara cermat dan teratur. Selain itu, bersama ketua, membuat laporan kegiatan sebelum, sedang dan sesudah pergelaran berlangsung.
d. Bendahara
Seorang bendahara bertanggung jawab secara penuh tentang penggunaan, penyimpanan, dan penerimaan uang dana yang masuk sebagai biaya penyelenggaraan pameran. Bendahara harus juga dapat menyusun laporan pertanggungjawaban atas penggunaan dan pengelolaan keuangan selama pameran berlangsung. Untuk itu bendahara memang harus betul-betul mereka yang memiliki sikap yang jujur, teliti, cermat, sabar, tidak boros, dan tidak lepas rasa tanggung jawab terhadap seluruh tugas yang dilaksanakannya.
e. Seksi Kesekretariatan
Seksi ini bertugas membantu sekretaris dalam pembuatan dokumen tertulis seperti surat-menyurat, penyusunan proposal kegiatan, dan mencatat segala sesuatu yang terjadi hingga pameran selesai.
Selain susunan panitia inti di atas, seksi-seksi pun dibentuk sebagai penunjang pelaksanaan pameran, di antaranya:
f. Seksi Usaha
Seksi ini berkewajiban membantu Ketua dalam pencarian dana atau sumbangan dari berbagai pihak, untuk menutupi biaya pameran. Beberapa usaha untuk memperoleh dana, misalnya dari iuran peserta pameran, sumbangan dari siswa secara kolektif, sumbangan dari donatur atau para simpatisan terhadap diselenggarakannya pameran, baik berupa uang atau barang yang sangat diperlukan dalam penyelenggraan kegiatan tersebut.
g. Seksi Publikasi dan Dokumentasi
Seksi publikasi bertugas sebagai juru penerang kepada umum melalui berbagai media, seperti dengan surat-surat pemberitahuan, spanduk kegiatan, pembuatan poster pameran, katalog, undangan, dan sebagainya. Apabila dalam masalah pemberitahun tersebut ternyata memerlukan surat-surat izin dapat berhubungan dengan sekertaris penyelenggaraan pameran.
Seksi publikasi juga bertugas untuk membuat laporan dokumentasi pameran, dengan jalan mengumpulkan hasil pemotretan tentang kegiatan dari awal sampai selesai (berakhir), dokumentasi pameran ini sangat penting sebagai tolok ukur dan wawasan di masa mendatang.
f. Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang
Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang pameran bertugas mengatur tata ruang pameran. Seksi ini selain bertugas untuk menghias ruang pameran juga bertugas mengatur denah dan penempatan karya yang dipamerkan. Dalam penataan ruang pameran Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang pameran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Pengaturan
benda-benda yang dipajang tergantung di dinding ruangan berupa lukisan, jangan
sampai dicampur atau satu tempat dengan benda-benda seni kerajinan lainnya yang
dipajang di atas meja pameran, bila mungkin disediakan ruangan gelar yang
terpisah.
2.
Penataan benda-benda
untuk mengarahkan pengunjung agar dapat berkonsentrasi waktu menonton dan
melihat berbagai barang (karya) yang dipamerkan.
3.
Pemberian hiasan
dekorasi ruangan diharapkan tidak berlebihan sehingga mengganggu penikmatan
karya yang dipamerkan.
4.
Pengaturan jalan
masuk dalam ruang pameran sesuai dengan keinginan karya mana yang diharapkan
dilihat pertama kali dan karya mana yang diharapkan dilihat terakhir kali.
5.
Penyertaan musik dan
lagu sebagai pengantar dan pengisi suasana pameran bertujuan untuk membantu
pengunjung pameran menikmati karya yang dipamerkan.
6.
Penyertaan musik
pengiring yang berlebihan dapat mengganggu pengunjung pameran sehingga tujuan
apresiasi karya dapat tidak tercapai.
g. Seksi Stand
Seksi stand atau petugas stand adalah penjaga pameran yang bertugas menjaga kelancaran pameran, mengatur (mengarahkan) pengunjung mulai dari masuk sampai ke luar dari ruang pameran.
Petugas penjaga stand diharapkan melayani para pengunjung secara ramah dan sopan membantu memberikan informasi tentang karya-karya yang dipamerkan.
h.Seksi Pengumpulan dan Seleksi Karya
Karya yang akan dipamerkan dikumpulkan dan dipilih, dikategorikan sesuai dengan tema pameran yang ditentukan. Seksi pengumpulan dan seleksi karya bertugas melakukan pencataan dan pendataan karya (nama seniman, judul, tahun pembuatan, kelas, harga, dll) serta melakukan pemilihan karya yang akan dipamerkan.
i. Seksi Perlengkapan
Seksi Perlengkapan memiliki tugas untuk mengatur berbagai perlengkapan (alat dan fasilitas lain) yang digunakan dalam penyelenggaraan pameran. Seksi ini bekerjasama dengan seksi dekorasi dan penataan ruang mempersiapkan tempat penyelenggaraan pameran serta berkordinasi secara khusus dengan seksi pengumpulan dan seleksi karya dalam pengumpulan dan pemilihan karya.
j. Seksi Keamanan
Tugas seksi keamanan dinataranya menjaga ketertiban dan keamanan lokasi pameran khususnya kemanan karya-karya yang dipamerkan.
k. Seksi Konsumsi
Saat pembukaan pameran umumnya disediakan kudapan atau hidangan bagi tamu undangan. Seksi Konsumsi bertugas menyediakan dan mengatur konsumsi ketika pembukaan pameran tersebut. Seksi konsumsi juga bertanggung jawab menyediakan dan mengatur konsumsi dalam kegiatan kepanitian pameran.
4. Menentukan Waktu dan Tempat Kegiatan Pameran
Penentuan waktu pameran yang diselenggarakan bersamaan dengan pekan seni di sekolah biasanya dilakukan saat tidak ada kegiatan pembelajaran di kelas seperti pada akhir semester atau tahun ajaran menjelang hingga saat pembagian raport. Hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan pameran tidak mengganggu kegiatan belajar dan dapat diikuti serta disaksikan oleh segenap warga sekolah.
Penentuan tempat pameran disesuaikan dengan kondisi sekolah dan ukuran, jumlah serta karakteristik karya yang akan dipamerkan, apakah akan dilakukan di kelas, di aula, gedung serba guna, di halaman sekolah atau tempat lain di luar sekolah.
5. Menyusun Agenda Kegiatan Kegiatan Pameran
Penyusuan agenda kegiatan dimaksudkan untuk memberikan kejelasan waktu pelaksanaan kepada semua fihak yang berkaitan dengan proses penyelenggaraan pameran. Agenda kegiatan disusun dalam sebuah tabel dengan mencantumkan komponen jenis kegiatan dan waktu (biasanya dalam bulan, minggu dan tanggal).
6. Menyusun Proposal Kegiatan Kegiatan Pameran
Penyusunan proposal kegiatan sangat bermanfaat dalam kegiatan persiapan pameran. Proposal kegiatan dapat digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pameran. Selain itu, proposal ini juga dapat digunakan untuk mencari dana dari berbagai pihak (sponsorship) untuk membantu kelancaran penyelenggaraan pameran. Secara umum sistematika isi proposal biasanya mencakup: latar belakang, tema, nama kegiatan, landasan/dasar penyelenggaraan, tujuan kegiatan, susunan panitia, anggaran biaya, jadwal kegiatan, ketentuan sponsorship, dan lain-lain.
6.Persiapan
Pameran
1. Menyiapkan dan memilih Karya Seni
Rupa untuk Dipamerkan
Sesuai
dengan salah satu persyaratan pameran, keberadaan karya mutlak diperlukan.
Untuk memperoleh karya yang akan dipamerkan, kita perlu mempersiapkan karya
yang akan dipamerkan. kita dapat membuat karya seni rupa yang secara khusus
diperuntukan bagi pameran yang direncanakan tersebut atau memilih dari karya
tugas yang pernah kita buat dalam pembelajaran seni rupa sebelumnya.
Pemilihan karya yang akan dipamerkan dilakukan setelah karya terkumpul. Proses pemilihan karya dapat dilakukan oleh guru dan siswa. Teknik pemilihan karya dapat dilakukan berdasarkan kualitas kaya (yang layak untuk dipamerkan), jenis karya (karya dua dimensi atau tiga dimensi), ukuran, dan kriteria lain sesuai ketentuan panitia pameran.
Pemilihan karya yang akan dipamerkan dilakukan setelah karya terkumpul. Proses pemilihan karya dapat dilakukan oleh guru dan siswa. Teknik pemilihan karya dapat dilakukan berdasarkan kualitas kaya (yang layak untuk dipamerkan), jenis karya (karya dua dimensi atau tiga dimensi), ukuran, dan kriteria lain sesuai ketentuan panitia pameran.
Jenis
karya seni rupa yang dipamerkan ini dapat ditentukan satu jenis karya saja atau
campuran dari berbagai jenis. Penentuan jenis karya ini akan mempengaruhi
perlengkapan pameran yang harus di sediakan. Sebagai contoh jika kebanyakan
yang dipamerkan adalah karya seni rupa dua dimensi maka kemungkinan besar
panitia pameran harus menyediakan tempat untuk menggantung
karya-karya seni rupa tersebut . Sebaliknya jika karya yang
dipamerkan kebanyakan karya seni rupa tiga dimensi, maka tempat untuk
meletakkan karya tersebut harus mendapat perhatian lebih besar.
2. Menyiapkan Perlengkapan Pameran
Karya
Demi lancarnya
penyelenggaraan pameran, diperlukan perlengkapan (sarana dan prasarana)
seperti: ruangan, meja, buku tamu, buku pesan dan kesan, panil (penyekat
ruangan). lampu sorot, sound system, dan poster,
a. Ruang Pameran
Ruangan yang dapat digunakan dalam kegiatan pameran seni rupa bisa menggunakan ruangan yang cukup luas seperti aula atau gedung. Penataan ruang dapat dilakukan dengan menggunakan meja, panel, kursi.
b. Meja
Meja dapat digunakan untuk meja penerima tamu dan dapat pula digunakan sebagai dasar penyimpanan karya tiga dimensional seperti patung atau barang kerajinan lainnya.
c. Buku tamu
Bukti tamu (berisi: no, nama, alamat/asal kelas/asal sekolah, dan tanda tangan) dapat digunakan untuk mengetahui berapa orang dan siapa saja yang mengunjungi pameran.
d. Buku kesan dan pesan
Buku kesan dan pesan (berisi: tanggal, tanggapan pribadi pengunjung, identitas seperlunya) berguna sebagai masukan terhadap penyelenggan pameran.
e. Panil
Panil fungsinya untuk menempelkan karya dua dimensi seperti: lukisan, gambar, dan sebagainya. Selain itu panil juga dapat digunakan sebagai penyekat ruangan.
f. Poster atau brosur
Media poster atau brosur digunakan untuk menginformasikan kegiatan pameran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian sebelum pelaksanaan pameran dilakukan, poster dan brosur sudah digunakan sebagai media informasi.
g. Katalog
Katalog berisi identitas seniman dan karya serta kuratorial (penyelenggara pameran) berfungsi sebagai penjelasan mengenai hal ilhwal seniman dan karya seni yang dipamerkannya.
h. Folder
Berisi judul lukisan dan harga lukisan jika dijual untuk membantu menjelaskan kepada pengunjung pameran tentang karya seni rupa yang ditampilkan.
i. Lampu penerangan
Lampu ini digunakan untuk memperjelas karya yang dipamerkan. Lampu ini dipasang di setiap papan pamer (panil) atau di plafon. Pemasangan lampu dan pemilihan jenis lampu untuk memperjelas karya seni rupa sehingga lampu dan penempatannya harus diatur dan dipilih sedemikian rupa agar tidak menyilaukan.
j. Sound system
Sound system digunakan dalam acara pembukaan, dan untuk memperdengarkan musik instrumentalia berirama lembut selama pameran berlangsung yang berfungsi untuk mendukung suasana pameran sehingga pengunjung merasa lebih nyaman ketika mengapresiasi karya seni rupa yang dipamerkan
a. Ruang Pameran
Ruangan yang dapat digunakan dalam kegiatan pameran seni rupa bisa menggunakan ruangan yang cukup luas seperti aula atau gedung. Penataan ruang dapat dilakukan dengan menggunakan meja, panel, kursi.
b. Meja
Meja dapat digunakan untuk meja penerima tamu dan dapat pula digunakan sebagai dasar penyimpanan karya tiga dimensional seperti patung atau barang kerajinan lainnya.
c. Buku tamu
Bukti tamu (berisi: no, nama, alamat/asal kelas/asal sekolah, dan tanda tangan) dapat digunakan untuk mengetahui berapa orang dan siapa saja yang mengunjungi pameran.
d. Buku kesan dan pesan
Buku kesan dan pesan (berisi: tanggal, tanggapan pribadi pengunjung, identitas seperlunya) berguna sebagai masukan terhadap penyelenggan pameran.
e. Panil
Panil fungsinya untuk menempelkan karya dua dimensi seperti: lukisan, gambar, dan sebagainya. Selain itu panil juga dapat digunakan sebagai penyekat ruangan.
f. Poster atau brosur
Media poster atau brosur digunakan untuk menginformasikan kegiatan pameran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian sebelum pelaksanaan pameran dilakukan, poster dan brosur sudah digunakan sebagai media informasi.
g. Katalog
Katalog berisi identitas seniman dan karya serta kuratorial (penyelenggara pameran) berfungsi sebagai penjelasan mengenai hal ilhwal seniman dan karya seni yang dipamerkannya.
h. Folder
Berisi judul lukisan dan harga lukisan jika dijual untuk membantu menjelaskan kepada pengunjung pameran tentang karya seni rupa yang ditampilkan.
i. Lampu penerangan
Lampu ini digunakan untuk memperjelas karya yang dipamerkan. Lampu ini dipasang di setiap papan pamer (panil) atau di plafon. Pemasangan lampu dan pemilihan jenis lampu untuk memperjelas karya seni rupa sehingga lampu dan penempatannya harus diatur dan dipilih sedemikian rupa agar tidak menyilaukan.
j. Sound system
Sound system digunakan dalam acara pembukaan, dan untuk memperdengarkan musik instrumentalia berirama lembut selama pameran berlangsung yang berfungsi untuk mendukung suasana pameran sehingga pengunjung merasa lebih nyaman ketika mengapresiasi karya seni rupa yang dipamerkan
7.Pelaksanaan Pameran
1. Pelaksanaan Kerja Kepanitiaan Pameran Karya
Seni Rupa
Pelaksanaan pameran karya seni rupa mencakup kegiatan pelaksanaan kerja panitia secara bersama-sama, penataan ruang, pelaksanaan pameran dan penyusunan laporan.
Pelaksanaan pameran merupakan puncak dari implementasi rencana yang telah disusun sebelumnya pada tahap perencanaan pameran dan persiapan pameran. Pelaksanaan kegiatan ini akan berjalan dengan lancar bila semua pihak di sekolah khususnya panitia pameran melakukan kerjasama dan berkomitmen untuk mensukseskan pameran tersebut.
2. Penataan Ruang Pameran Karya Seni
Rupa
Sebelum
dilakukan penataan ruang pameran, panitia terlebih dulu membuat rancangan denah
ruang pameran. Denah ini berfungsi untuk mengatur arus pengunjung, komposisi
penataan karya seni yang serasi, pengaturan jarak dan tinggi rendah pandangan
terhadap karya dua dimensi dan tiga dimensi dan lain-lain.
Sehubungan dengan penataan ruang pameran, beberapa hal yang perlu perhatikan di antaranya:
·
karya yang memiliki komposisi warna yang kuat hendaknya tidak
didekatkan dengan karya dengan komposisi warna yang lemah,
·
karya dengan komposisi warna yang kurang hendaknya tidak diletakan
pada ruang yang sedikit sinar karena akan semakin memperlemah warna yang ada,
·
pemberian cahaya lampu jangan sampai dapat menyilaukan mata atau
mengganggu pandangan orang yang melihatnya,
·
pemasangan karya hendaknya sejajar dengan pandangan mata, tidak
terlalu tinggi atau terlalu rendah,
·
pemasangan karya yang lebih tinggi dari rata-rata tubuh pengunjung
harus dibuat condong ke bawah sehingga mudah dinikmati,
·
letakan beberapa pot bunga yang berisi tanaman hias untuk
memperindah dan menyegarkan ruangan,
·
letakan karya tiga dimensi pada tempat yang bisa dilihat dari
berbagai sudut pandang,
·
pengelompokan karya harus memperhatikan ukuran lukisan,
·
jika tidak ada AC perlu menempatkan kipas angin untuk
menghilangkan suasana panas,
·
sediakan tempat sampah di sudut-sudut ruangan untuk menjaga
kebersihan
Penataan alur arus pengunjung perlu disesuaikan dengan kondisi ruang. Dalam pameran dapat dibagi menjadi dua model alur yaitu : (1) pengaturan lalu lintas pengunjung bila pameran dilakukan di dalam ruang dengan satu pintu dan (2) pengaturan lalu lintas pengunjung bila pameran dilakukan di dalam ruang dengan dua pintu.
3. Penataan Pencahayaan Ruang Pameran
Karya Seni Rupa
Aspek
lain yang tidak kalah pentingnya dalam penataan ruang pameran seni rupa adalah
aspek pencahayaan. Penataan cahaya ruang pameran dikelompokan menjadi
pencahayaan secara khusus (pencahayaan terhadap karya dengan menggunakan
spot-light) dan secara umum (pencahayaan ruang pameran untuk kepentingan
pengunjung membaca katalog, folder dan sebagainya). Pencahayaan terhadap karya
ini diupayakan tidak menyilaukan dan mengganggu pandangan pengunjung.
4. Pembukaan Pameran Karya Seni Rupa
Pelaksanaan
pameran seni rupa biasanya dimulai dengan kegiatan pembukaan pameran yang
ditandai dengan kata sambutan dari ketua panitia pelaksana, serta Pada waktu
acara pembukaan bisanya setiap pengunjung dibagi katalog pameran dan
dipersilahkan untuk mencicipi jamuan yang telah disediakan oleh panitia.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan ketika pengunjung mengunjungi ruang pameran, di antaranya:
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan ketika pengunjung mengunjungi ruang pameran, di antaranya:
1.
pengunjung diupayakan mengisi buku tamu,
2.
bila masih ada, pengunjung yang hadir diberi katalog,
3.
sewaktu-waktu panitia mengamati suasana ruangan seperti kondisi
pencahayaan, dan keutuhan karya yang dipamerkan;
4.
untuk memandu para pengunjung pameran dalam menikmati materi
pameran, maka peran Seksi Stand sebagai pemandu pameran perlu bekerja secara
profesional untuk memberikan arahan dan penjelasan kepada para
pengunjung;
5.
pengunjung pameran hendaknya dipersilahkan mengisi buku kesan dan
pesan, hal ini sangat berguna untuk menilai tanggapan pengunjung terhadap
proses pelaksanaan pameran dan karya yang dipamerkan.
5. Laporan Kegiatan Pameran Karya
Seni Rupa
Laporan kegiatan pameran tidak hanya berisi hal-hal yang baik saja tetapi juga kekurangan dan kelemahan dalam penyelenggaraan. Laporan berfungsi juga sebagai alat untuk mengevaluasi kegiatan pameran sehingga kelemahan dan kekurangan dalam penyelenggaraan pameran dapat diperbaiki oleh panitia dalam kegiatan pameran seni rupa di sekolah pada masa yang akan datang.